Semarang 10, desember 2011
Langit di barat meng oranye menandakan siang yang sudah mulai
menyelimuti langitnya dengan guratan oranye dan warna hitam, menandakan gelap
di malam hari , aku berdelapan bersiap mengecek ulang perbekalan serta
persiapan perjalanan kami meunuju gunung slamet , barisan carrier kosong hamper
memenuhi sebagian kamar kos di kawasan tembalang , sebagian lainnya terburai
peralatan serta perbekalan yang akan di bawa untuk berkunjung dan menikmati
alam slamet , setiap kami sibuk mengecek perbekalan pribadi serta barang bawaan
beregu untuk melakukan perjalanan ini ,
Malam itu ribuan air tak henti menghujam ke bumi membasahi
genting serta dedaunan di sekitaran kos kami , mempersiapkan double ekstra
menghadapi cuaca ektreme di atas sana menjadi kesadaran dan tanggung jawab dari
kami , tak leleahnya kami berbagi tawa serta candaan seraya packingan di
carrier yang mulai penuh , langit pekat pun baru mulai menunjukan keramahannya di penghujung malam ,
Pukul 23.00 kami berangkat meninggalkan zona nyaman kami
menggonakan sepeda motor dari semarang menuju purbalingga , membelah dingin dan
pekat jalanan basah pada saat itu
Belaiaan angin dingin kawasan dieng sekaan menhujam kami
tanpa henti, tak ayal , sesekali “kuda” bermotor kami bersandar di bahu jalan
seraya pengemudinya yang melepas carrier dan tentunya melepas lelah ,
Purbalingga 11, desember 2011
Suasana ramah kota bersih nan damai di belahan jawa tengah
menyambut kami , puluhan kilo meter jarak yang kami tempuh seakan sirna oleh
keramahan penduduk beserta alam purbalingga , kaki gunung slamet terhampar
persawahan hijau di pelupuk mata seakan tak bertepi , hasil bumi seperti ,
bawang, kacangpanjang, dll terhampar luas di hadapan kami , bibirku berdecak
kagum oleh keindahan kaki slamet yang megah ,di tengah-tengahnya berdiri kokoh
punggungan gunung slamet dengan mantapnya, sambil berkendara , angin dingin terus
membelai pori-pori kami seakan tak memberi ampun untuk cepat beradaptasi oleh
keadaan ,
16.00 sore Secangkir teh panas sudah di tangan ketika aku
menatap ke cahaya sekarat di ufuk barat , basecamp bambangan merupakan tempat
kami bersinggah untuk melakukan pendakian esok pagi , sambil mengurus
registrasi pengunjung kami saling melempar candaan serta tawa ramah kepada
sesame pendaki slamet kala itu , tampak awan menggelayut di hadapanku ketika
aku memutuskan untuk keluar basecamp dan menikmati senja sekarat di ufuk barat
, seolah berdiri sejajar dengan awan namun lamunanku tersadar bahwa memang aku
berada sejajar dengan awan sore itu
Bc. Bambangan - camping ground, 12 desember
Kabut masih menggelayuti sekitar basecamp ketika mataku mulai
terbuka ,gigiku bergerut menahan tusukan hawa dingin di ruangan tempat kami
tidur, arlojiku menunjukan pukul 06.45 ,
saat aku mulai melihat kesibukan yang ada , aku pun segera beraktifitas untuk
mengusir hawa dingin yang jahat segera ku rapihkan carrierku menata ulang
perbekalan yang ku bawa dan segera bergabung denngan ke tujuh temanku yang sibuk
menata ulang packingnya sambil bercengkrama ,
Ucapan doa ku sematkan di pundak sebelum melakukan perjalanan
menuju puncak slamet ,Setapak jalan di hadapanku menyambut , sebuah gapura
besar menjadi penanda “pintu rimba” jalan kami untuk melakukan pendakian ,
pukul 09.00 pagi kami jejakan langkah kecil menuju puncak slamet ,
Jalan menuju pos satu merupakan areal persawahan warga yang
dimanfaatkan untuk bercocok tanam serta di kelola sebagai kawasan ekonomi warga
sekitaran kaki gunung slamet , areal ini mayoritas di Tanami oleh bawang,
sledri, daunbawang, sawi dll , komoditas andalan masyarakat kawasan kaki gunung
slamet ,
Jalan menuju pos 2 merupakan lahan konservasi hutan yang di
jaga oleh balai taman nasional , jenis vegetasi di dominasi oleh tumbuhan
cemara dan pinus , kondisi medan di jalur ini masih tergolong landai dengan
beberapa kali jalanan terjal , kerongkongan yang mulai kering memaksa kami
untuk beristirahat sejenak ,
Arlojiku menunjukan pukul 14.00 setelah kami melewati pos 4 ,
bebrapa bungkus makanan serta beberapa cangkir kopi dan teh kami santap sebagai
tambahan suplemen bagi perjalanan kami , setelah apa yang kami lewati pos 3 dan
pos 4 di dominasi tumbuhan-tumbuhan besar serta vegetasi basah , setelah perut
cukup terisi kami melanjutkan perjalanan menuju pos 5 tempat kami mendirikan
tenda ,
Lembayung sore menyambut kami dengan gumpalan awan yang
terguyur oleh cahaya sekarat menuju senja , beberapa tenda berhasil kami
dirikan pasak menancap kuat menahan tenda dari angin malam slamet , kami sibuk
membuat perapian serta melakukan aktifitas untuk sekedar mengusir hawa dingin
yang mencoba hinggap di pundak , bebarapa cangkir kopi kian akrab dengan ujung
bibir kami , di hadapan kami terhampar gumpalan awan cantik menebus rasa lelah
kami melewati perjalanan tadi , seakan menyihir kami untuk lupa dengan rasa
lelah,
Malampun tak kalah indahnya , ribuan bintang seakan dekat di
ubun-ubun kepala , seakan ornament yang
menghiasi kamar , diantara bara api dan ransel kososng kami membalut kehangatan
dengan saling lempar candaan melepas lelah seharian , ratusan benda langit
menambah megah gunug slamet yang kami pijaki ini ,
Malam itu serasa terbang memeluk langit, kami di bumi tapi
amat dekat dengan langit
Pos 5 – summit 13
desember 2011
Pukul 03.00 dini hari , kami sudah bangun dan mempersiapkan segala
sesuatunya untuk melakukan summit attack , headlamp ku mulai menerangi jalan
setapak di hadapanku , masih ada dua pos sebelum kami menemui “plawangan”
menuju puncak, pos 6 kami berhasil lewati dengan baik tanpa kendala melawati
pos 6 vegetasi tumbuhan mulai pendek menandakan puncak sudah di pelupuk mata ,
pos 7 berhasil kami gapai dan sampailah kami di plawangan yaitu batas vegetasi
tumbuhan , nafasku di penuhi oleh asap mengepul saat itu sang surya mulai menampakan
kemegahannya di ufuk timur tepat di belakangku , jalur plawangan ku tempuh
dengan merayap karena tingkat kemiringan yang cukup ekstreme , ku coba untuk
mengatur nafas dan ternyata tuhan tak pernah ingkar janji , semakin tinggi kaki
melangkah maka akan semakin indah yang kau dapat, tepat di belakangku gumpalan
awan besar membumbung elok di guyur kilauan emas dari mentari yang baru terbit
menyinari sisi sisi gelap hutan , sinarnya terus menjalar hingga menerangi sisi
tubuhku yang dingin , seperti semangat langsung yang diberikan tuhan agar aku
tak menyerah menggapai puncak slamet ,
Bendera merah putih tertancap gagah di bebatuan di atas sana,
tak ku melihat lagi ada undakan track di atasnya , itu artinya puncak sudah di
pelupuk mata , ku percepat langkahku yang mulai gontay ,
Tak kusangka aku berdiri di ketinggian 3.300 Mdpl , kugapai
bendera merah putih kemudian menciumnya di tengah angin slamet yang berderu ,
sebagai tanda penghargaan atas keindahan negeri ini sebagai rasa hormat atas
segala perjuangan menggapainya , kusematkan doa dan tekad untuk melestarikan
dan menjaga apa yang telah di anugrahkan tuhan dengan caraku sendiri , kepuasan
bathin serta kebanggan karena masih di izinkan oleh sang pencipta mencicipi
gurihnya sebagian kecil keindahan indoonesia
Matahari sudah membumbung tinggi ketika team kami memutuskan untuk turun ke
tempat kami mendirikan tenda , tak lama berselang kami memutuskan turun hari
itu juga, dengan kepala tegak dan hati yang tunduk , terimakasih slamet beserta
alammu ..
PERJALANAN
Semarang- purbalingga = 13 jam (santai menggunakan motor)
estimasi budget 60.000/orang PP
Purbalingga – pos bambangan
= 2 jam estimasi budget 20.000/orang
Tracking
Basecamp – pos 1 = 1 jam
Pos 1- pos 2 = 2 jam
Pos2- pos 3 = 2 jam
Pos 3 – pos 4 = 1 jam
Pos 4 – pos 5 = 1 jam
Pos 5- plawangan = 3 jam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar