Senin, 19 Januari 2015

TERJAL SLAMET


Semarang 10, desember 2011 
Langit di barat meng oranye menandakan siang yang sudah mulai menyelimuti langitnya dengan guratan oranye dan warna hitam, menandakan gelap di malam hari , aku berdelapan bersiap mengecek ulang perbekalan serta persiapan perjalanan kami meunuju gunung slamet , barisan carrier kosong hamper memenuhi sebagian kamar kos di kawasan tembalang , sebagian lainnya terburai peralatan serta perbekalan yang akan di bawa untuk berkunjung dan menikmati alam slamet , setiap kami sibuk mengecek perbekalan pribadi serta barang bawaan beregu untuk melakukan perjalanan ini ,
Malam itu ribuan air tak henti menghujam ke bumi membasahi genting serta dedaunan di sekitaran kos kami , mempersiapkan double ekstra menghadapi cuaca ektreme di atas sana menjadi kesadaran dan tanggung jawab dari kami , tak leleahnya kami berbagi tawa serta candaan seraya packingan di carrier yang mulai penuh , langit pekat pun baru mulai  menunjukan keramahannya di penghujung malam ,
Pukul 23.00 kami berangkat meninggalkan zona nyaman kami menggonakan sepeda motor dari semarang menuju purbalingga , membelah dingin dan pekat jalanan basah pada saat itu
Belaiaan angin dingin kawasan dieng sekaan menhujam kami tanpa henti, tak ayal , sesekali “kuda” bermotor kami bersandar di bahu jalan seraya pengemudinya yang melepas carrier dan tentunya melepas lelah , 

Purbalingga 11, desember 2011
Suasana ramah kota bersih nan damai di belahan jawa tengah menyambut kami , puluhan kilo meter jarak yang kami tempuh seakan sirna oleh keramahan penduduk beserta alam purbalingga , kaki gunung slamet terhampar persawahan hijau di pelupuk mata seakan tak bertepi , hasil bumi seperti , bawang, kacangpanjang, dll terhampar luas di hadapan kami , bibirku berdecak kagum oleh keindahan kaki slamet yang megah ,di tengah-tengahnya berdiri kokoh punggungan gunung slamet dengan mantapnya, sambil berkendara , angin dingin terus membelai pori-pori kami seakan tak memberi ampun untuk cepat beradaptasi oleh keadaan ,
16.00 sore Secangkir teh panas sudah di tangan ketika aku menatap ke cahaya sekarat di ufuk barat , basecamp bambangan merupakan tempat kami bersinggah untuk melakukan pendakian esok pagi , sambil mengurus registrasi pengunjung kami saling melempar candaan serta tawa ramah kepada sesame pendaki slamet kala itu , tampak awan menggelayut di hadapanku ketika aku memutuskan untuk keluar basecamp dan menikmati senja sekarat di ufuk barat , seolah berdiri sejajar dengan awan namun lamunanku tersadar bahwa memang aku berada sejajar dengan awan sore itu 

Bc. Bambangan - camping ground, 12 desember 
  
Kabut masih menggelayuti sekitar basecamp ketika mataku mulai terbuka ,gigiku bergerut menahan tusukan hawa dingin di ruangan tempat kami tidur,  arlojiku menunjukan pukul 06.45 , saat aku mulai melihat kesibukan yang ada , aku pun segera beraktifitas untuk mengusir hawa dingin yang jahat segera ku rapihkan carrierku menata ulang perbekalan yang ku bawa dan segera bergabung denngan ke tujuh temanku yang sibuk menata ulang packingnya sambil bercengkrama ,
Ucapan doa ku sematkan di pundak sebelum melakukan perjalanan menuju puncak slamet ,Setapak jalan di hadapanku menyambut , sebuah gapura besar menjadi penanda “pintu rimba” jalan kami untuk melakukan pendakian , pukul 09.00 pagi kami jejakan langkah kecil menuju puncak slamet ,
Jalan menuju pos satu merupakan areal persawahan warga yang dimanfaatkan untuk bercocok tanam serta di kelola sebagai kawasan ekonomi warga sekitaran kaki gunung slamet , areal ini mayoritas di Tanami oleh bawang, sledri, daunbawang, sawi dll , komoditas andalan masyarakat kawasan kaki gunung slamet ,
Jalan menuju pos 2 merupakan lahan konservasi hutan yang di jaga oleh balai taman nasional , jenis vegetasi di dominasi oleh tumbuhan cemara dan pinus , kondisi medan di jalur ini masih tergolong landai dengan beberapa kali jalanan terjal , kerongkongan yang mulai kering memaksa kami untuk beristirahat sejenak ,
Arlojiku menunjukan pukul 14.00 setelah kami melewati pos 4 , bebrapa bungkus makanan serta beberapa cangkir kopi dan teh kami santap sebagai tambahan suplemen bagi perjalanan kami , setelah apa yang kami lewati pos 3 dan pos 4 di dominasi tumbuhan-tumbuhan besar serta vegetasi basah , setelah perut cukup terisi kami melanjutkan perjalanan menuju pos 5 tempat kami mendirikan tenda ,
Lembayung sore menyambut kami dengan gumpalan awan yang terguyur oleh cahaya sekarat menuju senja , beberapa tenda berhasil kami dirikan pasak menancap kuat menahan tenda dari angin malam slamet , kami sibuk membuat perapian serta melakukan aktifitas untuk sekedar mengusir hawa dingin yang mencoba hinggap di pundak , bebarapa cangkir kopi kian akrab dengan ujung bibir kami , di hadapan kami terhampar gumpalan awan cantik menebus rasa lelah kami melewati perjalanan tadi , seakan menyihir kami untuk lupa dengan rasa lelah,
Malampun tak kalah indahnya , ribuan bintang seakan dekat di ubun-ubun kepala , seakan ornament  yang menghiasi kamar , diantara bara api dan ransel kososng kami membalut kehangatan dengan saling lempar candaan melepas lelah seharian , ratusan benda langit menambah megah gunug slamet yang kami pijaki ini ,
Malam itu serasa terbang memeluk langit, kami di bumi tapi amat dekat dengan langit
Pos 5 – summit 13 desember 2011
Pukul 03.00 dini hari , kami sudah bangun dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk melakukan summit attack , headlamp ku mulai menerangi jalan setapak di hadapanku , masih ada dua pos sebelum kami menemui “plawangan” menuju puncak, pos 6 kami berhasil lewati dengan baik tanpa kendala melawati pos 6 vegetasi tumbuhan mulai pendek menandakan puncak sudah di pelupuk mata , pos 7 berhasil kami gapai dan sampailah kami di plawangan yaitu batas vegetasi tumbuhan , nafasku di penuhi oleh asap mengepul saat itu sang surya mulai menampakan kemegahannya di ufuk timur tepat di belakangku , jalur plawangan ku tempuh dengan merayap karena tingkat kemiringan yang cukup ekstreme , ku coba untuk mengatur nafas dan ternyata tuhan tak pernah ingkar janji , semakin tinggi kaki melangkah maka akan semakin indah yang kau dapat, tepat di belakangku gumpalan awan besar membumbung elok di guyur kilauan emas dari mentari yang baru terbit menyinari sisi sisi gelap hutan , sinarnya terus menjalar hingga menerangi sisi tubuhku yang dingin , seperti semangat langsung yang diberikan tuhan agar aku tak menyerah menggapai puncak slamet ,
Bendera merah putih tertancap gagah di bebatuan di atas sana, tak ku melihat lagi ada undakan track di atasnya , itu artinya puncak sudah di pelupuk mata , ku percepat langkahku yang mulai gontay ,
Tak kusangka aku berdiri di ketinggian 3.300 Mdpl , kugapai bendera merah putih kemudian menciumnya di tengah angin slamet yang berderu , sebagai tanda penghargaan atas keindahan negeri ini sebagai rasa hormat atas segala perjuangan menggapainya , kusematkan doa dan tekad untuk melestarikan dan menjaga apa yang telah di anugrahkan tuhan dengan caraku sendiri , kepuasan bathin serta kebanggan karena masih di izinkan oleh sang pencipta mencicipi gurihnya sebagian kecil keindahan indoonesia
Matahari sudah membumbung tinggi  ketika team kami memutuskan untuk turun ke tempat kami mendirikan tenda , tak lama berselang kami memutuskan turun hari itu juga, dengan kepala tegak dan hati yang tunduk , terimakasih slamet beserta alammu ..

PERJALANAN
Semarang- purbalingga = 13 jam (santai menggunakan motor) estimasi budget 60.000/orang PP
 Purbalingga – pos bambangan = 2 jam estimasi budget 20.000/orang  
Tracking
Basecamp – pos 1 = 1 jam
Pos 1- pos 2 = 2 jam
Pos2- pos 3 = 2 jam
Pos 3 – pos 4 = 1 jam
Pos 4 – pos 5 = 1 jam
Pos 5- plawangan = 3 jam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar