Bahasa merupakan salah
satu alat pengkomunikasian untuk makhluk hidup untuk dapat berinteraksi dengan
makhhluk hidup yang lainnya, bahasa di terjemahkan dalam arti luas dalam
kehidupan, dan berpern bagi keberlangsungan hidup manusia , dengannya manusia berinteraksi
dan menjalin jaringan serta komunikasi serta membentuk karakter manusia sebagai
makhluk sosial , bahasa juga berfungsi sebagai alat mediator bagi penyampaian
maksud dan tujuan dari manusia , dengan bahasa manusia menjalin komunikasi yang
lebih baik dan dimengerti dibandingkan dengan bahasa gestur,
Tak jarang manusia
mengkomunikasikan bahasanya melalui tulisan dengan tujuan mengarsipkannya dan
mempermudah penyampaian suatu maksud , tulisan sendiri di pakai ketika aksara
dan konsep huruf mulai di pakai, manusia menciptakan berbagai huruf dalam
penyampaian tulisan mereka , babak baru peradaban ketika suatu aksara di
temukan dan manusia beralih menggunakan tulisan ketimbang gambar,
Dengan adanya tulisan
sebagai media penyampaian yang lebih sistematik manusia beralih kearah buku
yang lebih tersusun maksud dan tujuan dari sebuah penyampaian penulis kepada
pembaca , buku merupakan media yang di gandrungi belakangan ini , Di Indonesia,
awalnya bentuk buku masih berupa gulungan daun lontar. Menurut
Ajib Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar, usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur, yaitu usaha penerbitan buku pelajaran, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.
Pada masa penjajahan Belanda, penulisan dan penerbitan buku sekolah dikuasai orang Belanda. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku pelajaran, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang Belanda.
Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku –buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda dalam sejarah singkat menegenai buku di atas di era modern sekarang buku di jadikan sebagai alat penyampaian dari penulis kepada khalayak dimana buku menjadi alat propaganda sekaligus jendela informasi bagi pembacanya
Ajib Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar, usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur, yaitu usaha penerbitan buku pelajaran, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.
Pada masa penjajahan Belanda, penulisan dan penerbitan buku sekolah dikuasai orang Belanda. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku pelajaran, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang Belanda.
Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku –buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda dalam sejarah singkat menegenai buku di atas di era modern sekarang buku di jadikan sebagai alat penyampaian dari penulis kepada khalayak dimana buku menjadi alat propaganda sekaligus jendela informasi bagi pembacanya
Buku merupakan kumpulan
dari berbagai kajian tulisan mengenai informasi dan suara hati dari seorang
manusia , tulisan tulisan tersebut di muat dalam lembaran kertas yang baanyak
yang mempunyai halaman sebuah buku di dalamnya , isi dari sebuah buku bermacam
–macam , sekarang ini buku sangat penting di dalam kehidupan masyarakat karena
muatannya berisikan informasi dari sebuah objektifitas , sekarang ini buku
telah berkembang menjadi sebuah media penyampaian dalam era modern ini , di
Indonesia sendiri perkembangan sebuah buku dimulai ketika Penerbitan buku
bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina.
Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah.
Usaha penerbitan buku bacaaan yang murni dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai
dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera
Barat dan Medan. Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan tersebut,
pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit Buku Bacaan Rakyat. Tujuannya untuk
mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi. Pada tahun 1908,
penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga jepang masuk ke
Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan buku pelajaran karena bidang
ini dikuasai penerbit swasta belanda.
Sekitar tahun 1950-an,
penerbit swasta nasional mulai bermunculan. Sebagian besar berada di pulau Jawa
dan selebihnya di Sumatera. Pada awalnya, mereka bermotif politis dan idealis.
Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang setelah
penyerahan kedaulatan di tahun 1950 masih diijinkan berusaha di Indonesia.
Pada tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya denga harga murah.
Pada tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya denga harga murah.
Dari perkembangan
tersebut buku Indonesia berkembang pesat dan mengalami pasang surut dalam dunia
baca dan pemahaman dari sebuah buku , dalam era modern seperti sekarang buku
masih bisa dikatakan mempunyai tingkat independensi yang lebih baik ketimbang
media tv,internet dan media elektronik yang lainnya ,
Fungsi dan disfungsi
Dalam segi fungsi atau
pemanfaatan buku sangatlah bermanfaat sebagai jendela informasi bagi pembacanya
buku lebih tinggi tingkat indenpendensinya ketimbang jurnal, artikel dan media
elektronik lainnya karena buku lahir berdasarkan pemikiran sang penulis dan
sedikit intervensi , manfaat media buku selain itu juga sebagai alat
penyampaian informasi baik bersifat formal seperti kurikulum maupun nonformal
seperti pengetahuan umum , buku merupakan alat penyampaian komunikatif dalam
era peradaban manusia , dalam penerapannya buku juga sebagai sarana ekspresi
manusia dalam tulisan yang di arsipkan dalam sebuah buku , dengan tujuan di
publikasikan dan disampaikan kepada khalayak dengan harapan dapat direspon oleh
pembaca , namun dalam perkembangannya buku juga tak jarang mengalami disfungsi
dimana buku di jadikan alat kebohongan public dan propaganda dari suatu kaum
contoh kasus Indonesia pernah menjalani masa ordebaru dimana kebebasan berfikir
dan berideologi dibatasi dengan alasan stabilitas Negara dimana buku-buku yang
dianggap menyesatkan dan dianggap mendoktrin masyarakat dengan ideology
tertentu akan di beredel oleh pemerintah, dan penguasa menciptakan stigma
tentang sebuah buku yang tidak boleh terbit di Indonesia dengan stigma yang negatif
Efek dan pesan
Efek dalam buku terasa
kental bagi pembaca yang memahami dan mengikuti alur kisah dari sebuah buku
tersebut dalam perkembangannya di Indonesia buku banyak menginspirasi para
bapak pendiri bangsa dengan melihat buku mereka belajar tentang perkembangan
suatu Negara dan bangsa serta hak-haknya dalam bernegara , buku member
pencerahan bagi para kaum intelektual Indonesia untuk melakukan pergerakan
berdiri melawan penjajahan yang dianggap menyengsarakan rakyat , kesadaran
tersebut lahir karena para pendiri bangsa sadar akan hak haknya dalam bernegara
sehingga para pendiri bangsa mampu mengorganisisr dan menciptakan kesadaran
kolektif masyarakat untuk melawan para penjajah , hal tersebut membuktikan
bahwa buku berperan sebagai media komunikator penyampaian ide dan gagasan
sehingga mampu menggugah kesadaran seseorang , dalam era modern sperti sekarang
sangat disayangkan khalayak kurang tertarik membaca buku , mereka lebih memilih
media elektronik yang lebih berwarna-warni ketimbang buku yang harus di baca
dan cenderung meleleahkan , namun itu tidak mengurangi efek sebuah buku dalam
kehidupan, buku mampu memberikan sebuah pesan dari berbagai macam ide dan
ideology serta berusaha mentransformasikannya ke pembaca , perkembangan buku
dalam penyampaian komunikasi memiliki andil yang cukup besar untuk mempengaruhi
para pembacanya, pramodya ananta membuat novel tetralogi yang berisikan upaya
anak negeri masyarakat pribumi yang berjuang melepaskan belenggu dari
penjajahan belanda, keterbatasan financial tak menghalangi seorang tokoh yaitu
minke untuk berperan dalam kemerdekaan bangsa Indonesia bahasa dan diksi seolah
menggambarkan pada masa 1930an , dimana keterbatasan seorang tokoh yang bernama
minke sebagai pribumi menginspirasinya untuk berbuat perlawanan terhadap
penjajah dengan kemampuan menulis dan bermodalkan belajar minke melakukan aksi
propaganda dengan tulisannya ketika ia sudah menempati jabatan strategis di
dewan redaksi suatu penerbitan , buku ini mampi menyihir penulis sebagai
pembaca serta berharap mampu merepresentasikan yang telah penulis baca
Perkembangan media buku
dan system pers
Media buku telah banyak
berkembang di Indonesia sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa perkembangan
buku sangat pesat dimana buku di jadikan sebagai stimulus untuk
melakukanpergerakan , buku berdampak kepada pembacanya dalam berpikir maupun
bertindak , buku juga banyak berpengaruh dalam kehidupan modern dimana suatu
pemikiran dan ideology di transformasi kedalam sebuah tulisan dan di arsipkan
dengan sebuah buku , perkembangan media buku di Indonesia mengalami pasang
surut dalam era orde baru buku dengan ideology tertentu di batasi peredarannya
dengan alasan dapat mengancam kestabilan Negara , namun pasca reformasi kita
dapat dengan mudah membeli buku dengan berbagai macam aliran dan ideology
karena system Negara yang menaglami perubahan akses informasi masyarakat di
buka selebar lebarnya sesuai hukum yang berlaku system pers , ada dua tipe
system pers yaitu :
1. authoritarian Theory (teori
pers otoriter) yang diakui sebagai teori pers paling tua bersal dari abad ke
16, ia berasal dari falsafah kenegaraan yang membela kekuasaan absolute jadi
pada dasarnya pendekatan dilakukan dari atas ke bawah. Yang dimaksud dengan
pendekatan dari atas kebawah adalah pendekatan yang dilakukan oleh yang
berkuasa terhadap masyarakat biasa, yang mana pada keadaan ini masyarakat biasa
tidak dapat berbuat apapun, kebebasannya dirampas dan tidak bisa mengutarakan
aspirasinya
2. Libertarian Theory (Teori
Pers Bebas). Ketika kebebasan politik, agama dan ekonomi semakin tumbuh
bersamaan dengan tumbuhnya pencerahan maka tumbuh pula tuntutan akan perlunya
kebebasan pers. Dalam keadaaan seperti itulah lahir teori baru yaitu Libertarian
Theory (Teori Pers Bebas) teori ini mencapai puncaknya pada abad ke 19.
Dalam teori ini manusia dipandang sebagai makhluk rasional yang dapat
membedakan antara yang benar dan tidak benar. Pers harus menjadi mitra dalam
upaya pencarian kebenaran dan bukan sebagai alat pemerintah. Jadi tuntutan
bahwa pers mengawasi pemerintah berkembang berdasarkan teori ini
Dalam system di atas media
di klasifikasikan kedalam dua bentuk , hal ini terjadi pula dalam media buku
sebagai alat komunikasi atau penyampaian, sebagai media komunikasi public buku
juga memiliki unsure media yang ada di dalamnya yaitu menyebarkan suatu
informasi atau ide dan pemahaman berikut kode etik media yang harus bertanggung
jawab atas masyarakat :
Media harus menyajikan berita-berita
peristiwa sehari-hari yang dapat dipercaya, lengkap, dan cerdas dalam konteks
yang memberikannya makna.
2.
Media harus berfungsi sebagai forum
untuk pertukaran komentar dan kritik. Disini media harus menjadi sarana umum,
lahan untuk mengutarakan gagasan dan juga tempat untuk menyanggah atau lebih
tepatnya lagi dipakai untuk sarana berdiskusi.
3.
Media harus menyediakan akses penuh
terhadap informasi-informasi yang tersembunyi pada suatu saat
Kode etik dia atas menjelaskan bahwa media
dalam hal ini sebuah buku layaknya juga memperhatikan aspek kode etik tersebut
karena sebuah buku merupakan sebuah alat penyampaian dan memiliki unsur sebagai
media , buku merupakan sarana media yang memperngaruhi baik langsung maupun
tidak langsung kepada para pembacanya ,
Sifat khalayak
Komunikasi masa yaitu
jenis khusus dari komunikasi sosial yang melibatkan berbagai kondisi
pengoprasian terutama sifat khalayak , sifat bentuk komunikasi dan sifat
komunikatornya ,
Dalam komunikasinya
buku memiliki unsure unsure dalam penerapan pengkomunikasiannya empat tanda
pokok yang ada dalam suatu media komunikasi masa yakni:
1.
Bersifat tidak langsung artinya harus
melewati media teknis
2.
Bersifat satu arah , artinya tak ada
interaksi antara peserta-peserta komunikasi
3.
Bersifat terbuka , ditujukan kepada
public yang tidak terbatas anonim
4.
Memiliki public yang secara geografis
tersebar
Dari keempat tanda
tersebut terdapat beberapa karakteristik dari khalayak atau masyarakat sebagai
target komunikasi , karakteristik khalayak dalam konteks buku dapat di
spesifikasi yaitu bersifat khalayak luas karena proses komunikasi antara
penulis buku dan pembaca di transformasikan dalam sebuah buku kedua orang tidak
saling bertatap muka melainkan komunikasi berjalan satu arah antara penulis dan
pembaca ,
Dalam konteks buku
dapat di analisa dengan beberapa teori tentang komunikasi yaitu konsep framing
dimana penulis sebagai komunikator membingkai cerita dan memainkan imajinasinya
sebgai penulis, penulis juga menyeleksi secara sistematis informasi dan hal apa
saja yang harus di muat dalam media buku tersebut , dalam bagian ini penulis
juga menentukan apa saja apa yang akan
disertakan dalam pandangan nya juga apa saja yang akan di sertakan dalam
media buku tersebut dalam rangka mengkomunikasikannya kepada khalayak ,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar