KEMISKINAN YANG DIWARISKAN
Jakarta merupakan ibu kota Indonesia, lebih dari 2 juta jiwa
berlindung di bawah atap Jakarta , layaknya magnet yang menarik partikel besi Jakarta
mempunyai daya tarik akan segala kemewahan dengan iming-iming mendapatkan
kehidupan yang lebih baik, kaum urban dari berbagai pelosok negeri terutama
pulau jawa menencapkan jangkar kehidupan di Jakarta , aktifitas urban seperti
ini menimbulkan permasalahan sosial yang kompleks bagi Jakarta karena mayoritas
kaum urbanis bermodalkan sugest dengan alih alih sukses tanpa SDM dan skil yang membuni, permasalahan mulai datang ke
pelataran di berbagai pelosok ibukota, di rawamangun terdapat perkampungan yang
mayoritas pendududknya bermata pencaharian sebagai pemulung dan pengemis, di
daerah sana tak sulit menjumpai segerombolan anak kecil dengan gelas air
mineral di tangan dengan muka lusuh dan penampilan compangcamping meminta dan
bertutur berharap receh dari para pejalan kaki di bawah pohon rindang seorang
ibu dengan pakaian lusuh tampak memanggil salah satu anak tersebut tampak sang
anak menyetorkan hasil recehan yang ia dapat, hal ini mengindikasikan bahwa
sifat miskin di dalam diri sang ibu telah di wariskan secara langsung kepada
sang anak , mental pengemis secra
sistematis telah di turunkan kepada sang anak, peristiwa ini mengaitkan dengan
teori karlmarx yaitu materialism historis , teori ini mengungkapkan bahwa suatu
realita adalah hasil dari benih-benih sejarah yang terkandung di dalamnya,
Filosofi materialisme
yang dikatakan Marx adalah materialisme yang menggerakkan pikiran. Penggabungan
dua teori antara materialisme dan metode dialektika ini menghasilkan metode
materialisme dialektika. Marx dengan jelas menolak pandangan Hegel bahwa dan mengikuti
jalur pemikiran Feueurbach. Dalam proses analis metode dialektika materialisme,
Marx melihat materi, perlahan-lahan Marx menganalisis hubungan-hubungan sosial
yang berhubungan dengan ekonomi, tenaga kerja, politik, dll dalam analisa
sosial sebagai kekuatan-kekuatan yang menentukan dalam sejarah manusia.. Inilah
yang dikatakan oleh Marx sebagai historis materialis yang berepisentrum pada
materi. Materialisme Historis Marx mengajarkan tentang : keadaan sosial menentukan
kesadaran sosial, hukum umum perkembangan masyarakat sesuai sejarah
peradabannya
Keadaan sosial menentukan kesadaran sosial.
Keadaan sosial mempunyai syarat-syarat dan terdiri dari tiga faktor yaitu : geografi, penduduk dan cara produksi.
Dari ketiga faktor keadaan sosial itu, yang paling menentukan adalah faktor cara produksi. Faktor cara produksi adalah faktor yang paling mobil, progresif dan revolusioner dalam mendorong maju keadaan sosial. Sedang faktor geografi dan faktor penduduk adalah faktor yang mempunyai pengaruh dan ikut menentukan dalam mendorong maju keadaan sosial, tapi tidak lebih cepat dari faktor cara produksi.
Keadaan sosial mempunyai syarat-syarat dan terdiri dari tiga faktor yaitu : geografi, penduduk dan cara produksi.
Dari ketiga faktor keadaan sosial itu, yang paling menentukan adalah faktor cara produksi. Faktor cara produksi adalah faktor yang paling mobil, progresif dan revolusioner dalam mendorong maju keadaan sosial. Sedang faktor geografi dan faktor penduduk adalah faktor yang mempunyai pengaruh dan ikut menentukan dalam mendorong maju keadaan sosial, tapi tidak lebih cepat dari faktor cara produksi.
, jika di tarik
benang merah dengan fenomena di atas bahwa kemiskinan yang terjadi sudah
terstruktur sedemikian rupa, orang tua memilih menjadikan anaknya sebagai mesin
atas uang dan materi , terlihat indikasi bahwa mereka tidak lagi mementingkan
pendidikan atas anaknya dan memilih menjadikannya sebagai pundi pundi receh
dari seorang dermawan, kenyataan ini mengasumsikan bahwa kemisknan telah
diturunkan kepada sang anak oleh orang tuanya terhadap
kehidupannya sekarang , kemiskinan di ibukota adalah kemiskinan yang
terstruktur dari masyarakat yang lalu mengendap dan menjadikannya penyakit di
paru-paru ibu kota,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar